Foto Oleh: Toto Santiko Budi
Didik, pemandu Museum Wayang
Dengan berbekal dua tiket gratis dari Starbucks Coffee Museum Campaign, pada suatu siang saya dan rekan menuju Kota Tua dengan Busway koridor I menuju Museum Wayang. Terletak tak jauh dari Terminal Busway atau Stasiun Kota, Museum Wayang dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 200 meter ,atau jika Anda ingin menambah kesan seperti turis di negeri sendiri, bisa menggunakan jasa ojeg sepeda dari depan Museum Bank Mandiri.
Ketika memasuki wilayah Kota Tua (
Walaupun telah berusia puluhan tahun dan merupakan peninggalan Belanda,
Koleksi
Museum Wayang
Salah satu koleksi Museum Wayang yang merupakan karya masterpiece adalah Wayang Intan yang berasal dari
Selain Wayang Intan ada pula Wayang Revolusi yang merupakan koleksi berlatar cerita sejarah perjuangan
Sebagian koleksi wayang di museum ini diperoleh dengan membeli dari kolektor, berstatus dipinjamkan dengan waktu yang tidak terbatas, hadiah dan ada juga yang berupa hibah/sumbangan. Sayangnya, tidak semua koleksi wayang bisa ditampilkan di museum ini karena keterbatasan ruangan. Sebagian koleksi wayang disimpan di kotak-kotak kayu dengan perawatan khusus agar tidak rusak dan dipamerkan pada acara-acara khusus seperti pagelaran maupun pameran.
Museum Wayang juga dilengkapi dengan koleksi topeng, boneka, lukisan, lampu minyak, catur wayang, gamelan dan contoh peralatan membuat wayang. Setelah melewati koleksi wayang, kita akan melewati sebuah lorong berisi topeng-topeng wayang yang disusun dengan sangat menarik. Anda juga tentunya masih ingat dengan Boneka Si Unyil yang terkenal pada tahun 1980-an? Nah, boneka pertama tokoh-tokoh dalam lakon Si Unyil tersebut juga disimpan di sini. Selain Si Unyil, terdapat pula boneka Si Gale-Gale yang berasal dari daerah Batak, pertunjukan boneka dari Perancis, Amerika maupun Inggris.
Filosofi Wayang
Selain dari bentuknya yang unik, hal yang sangat menarik dari dunia wayang adalah filosofi kehidupan. Penokohan dan alur cerita wayang sebagian besar bersumber dari naskah Ramayana dan Mahabarata, juga merupakan kisah kerajaan-kerajaan besar dari berbagai wilayah Nusantara. Namun dengan kreatifitas sang dalang, juga dapat diciptakan cerita-cerita baru yang lebih menarik seperti wayang kancil yang merupakan kisah fabel ataupun tokoh-tokoh gubahan lainnya.
Seperti halnya manusia, wayang merupakan bayang-bayang kehidupan, di mana terdapat tokoh protagonis dan antagonis (pandawa dan korawa dalam epos Mahabarata). Banyak karakter dan filosofi tentang kebaikan, pengorbanan, kesetiaan, keprajuritan, kepercayaan dan masih banyak lainnya yang bisa kita ambil dari kisah-kisah pewayangan. Karena merupakan teater rakyat yang sangat populer, wayang juga digunakan sebagai media untuk menyebarkan agama seperti yang digunakan para wali untuk menyebarkan agama Islam, maupun yang digunakan para misionaris untuk menyebarkan agama Kristen. Anda dapat melihat koleksi wayang tersebut di museum ini.
Tahun 2003, UNESCO memberikan penghargaan kepada Wayang
Pagelaran Wayang
Kampanye museum kerjasama antara
Secara berkala, Museum Wayang juga mengadakan pagelaran yang dapat Anda nikmati pada
setiap Minggu kedua, ketiga dan keempat setiap bulan, dari jam 10.00 – 14.00 WIB. Namun ada kalanya diadakan acara-acara khusus seperti Pagelaran dan Pameran Wayang Kulit Revolusi, dan partisipasi Museum Wayang pada acara Batavia Art Festival di bulan Agustus ini.
Setelah Anda puas dengan koleksi wayang, di bagian lantai bawah bagian belakang museum ini terdapat prasasti yang terpampang di bagian dindingnya. Konon, bagian ini merupakan bagian yang masih tersisa dari bekas gereja yang merupakan bangunan terdahulu.
Pada awal didirikan pada tahun 1640, gedung ini merupakan gereja yang bernama De Oude Hollandse Kerk, kemudian pada tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama menjadi De Niewe Hollandse Kerk. Halaman samping gereja dimanfaatkan sebagai makam, antara lain makam gubernur jenderal, pejabat tinggi VOC serta keluarga mereka. Kemudian makam itu dipindahkan ke taman makam khusus di Jalan Tanah Abang I,
Pada tahun 1808, gedung tersebut hancur oleh gempa bumi, dan di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung yang akhirnya dipergunakan untuk Museum Wayang. Museum Wayang ini kemudian diresmikan oleh mantan Gubernur DKI
Tahun 2003, Museum Wayang mendapatkan hibah sebuah gedung yang berada bertepatan di sebelahnya dari Probosutejo untuk digunakan sebagai perpustakaan dan penempatan koleksi wayang yang selama ini disimpan.
Semoga saja banyak pihak lain yang juga tertarik melestarikan warisan budaya berharga ini, termasuk mendukung dana pengembangan, pengelolaan maupun kerjasama promosi.
Souvenir
Sebelum meninggalkan museum, ada baiknya tak lupa mampir terlebih dahulu melihat koleksi cindera mata karya pengrajin kulit. Mulai dari pembatas buku, wayang kulit dan golek dalam berbagai ukuran sampai miniatur seperangkat alat music pengiring pertunjukan wayang. Sangat menarik untuk dijadikan pajangan ataupun sebagai pemberian untuk tamu atau teman Anda. Karena lumayan mahal (dan bagus), cukuplah bagi saya mengoleksi pembatas buku Rama-Sinta
Starbucks Coffee Indonesia memberikan tiket gratis kepada pelanggan untuk dapat berkunjung ke lima museum terbesar di Indonesia, yaitu Museum Nasional, Museum Sejarah Jakarta, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, dan Museum Tekstil. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kecintaan publik terhadap peninggalan budaya bangsa dan membantu mempromosikan keberadaan museum-museum di Jakarta sebagai pusat sejarah, budaya, dan edukasi. Selain tiket gratis, pelanggan juga mendapatkan fasilitas tambahan seperti pengalaman belajar seni membatik, bermain gamelan, ataupun souvenir secara cuma-cuma. Program ini berlangsung dari 15 Juli – 15 Agustus 2008.
Untuk informasi selanjutnya bisa dilihat di www.starbucks.co.id
Museum Wayang
Jln. Pintu Besar Utara No. 27
Tel. 021 692 9560 Fax. 021 692 9560
Jam Buka:
Selasa-Kamis, & Minggu 09.00 – 15.00
Jum’at 09.00 – 16.30
Sabtu 09.00 – 14.30
Senin & Hari Libur Nasional Tutup
Tiket:
Mahasiswa : Rp. 1.000
Anak-anak/Pelajar : Rp. 600
Grup (minimal 20 orang)
Dewasa : Rp. 1.500
Mahasiswa : Rp. 750
Anak-anak : Rp. 500
Jasa Pemandu:
Bahasa Indonesia : Rp. 30.000
Bahasa Inggris : Rp. 50.000
*Untuk Majalah Chic, No 24, 19 Nov - 3 Des 2008